BREAKING NEWS

Tuesday, 29 March 2016

Kali ini PratamaTech akan membahas dan membandingkan Traveloka dengan Tiket.com yang kita tahu dua situs online penjual tiket pesawat ini memang merajai pasar pejualan tiket pesawat saat ini. Agen-agen tiket konvensional yang membuka gerai-gerai penjualan tiket jumlahnya semakin menyusut karena kalah bersaing dengan dua situs penyedia tiket pesawat ini. Mengapa bisa begitu? Ya tentu saja, selain bisa lebih mudah diakses melalui online, situs-situs penjual tiket pesawat ini juga sering memberikan harga diskon ataupun promo yang tentu saja agen-agen konvensioal tidak bisa menandinginya.                                                           
Tidak hanya tiket pesawat, melainkan berbagai tiket transportasi ataupun event-event mereka jajakan. Traveling tak bisa dilepaskan dengan urusan akomodasi yang salah satunya adalah penginapan. Nah, disini mereka juga mengambil pasar booking hotel, karena siapa yang mau naik pesawat, jika itu untuk urusan bisnis ataupun sekedar jalan-jalan tentunya butuh penginapan. Peluang semacam inilah yang diambil keduanya untuk juga memasarkan hotel.

Sesuai judul, kita tidak akan membahas tentang produknya melainkan dari segi IT & UX nya. Seperti yang kita tahu kedua situs penjualan tiket ini sudah memiliki website & aplikasi untuk smartphone untuk lebih memudahkan customernya. Nah, kira-kira, aplikasi & website mana yang menyajikan UX (user experience) yang paling mudah dan nyaman saat mau pesan hotel? Kalau proses dari awalnya saja sudah ribet dan tidak simpel, rasanya malas lanjut mencari hotel di aplikasi tersebut.

Traveloka menyajikan pengalaman membeli tiket pesawat yang mudah alias user friendly. Seringkali, untuk memesan tiket pesawat di situs online, bahkan di situs resmi maskapai masing-masing direpotkan dengan penulisan biodata pemesan, penumpang yang seabrek dan membuang banyak waktu. Nah, di Traveloka ini praktis sekali, bahkan nggak perlu jadi member bisa langsung beli, dengan penulisan biodata yang singkat, jelas, namun efektif. Semacam penulisan nama penumpang, alamat email dan no. HP, cukup praktis!

Loading halaman website-nya juga tergolong cepat sehingga tidak perlu menunggu lama untuk menampilkan daftar penerbangan beserta tarifnya. Soal loading halaman website memang traveloka patut diacungi jempol.

Sedangkan, agak menjengkelkan ketika bertransaksi di Tiket.com adalah mengisi biodata pemesan dan penumpang yang relatif banyak sehingga menyita banyak waktu. Selain itu loading halaman website-nya terlalu lama, dan seringkali eror di tengah jalan saat proses pembayaran. Sudah saatnya itu sistem IT di Tiket.com diperbaiki dan ditingkatkan performanya.

Kesimpulan

Dari perbandingan di atas, meski kedua website & app ini memiliki beberapa kesamaan, namun saya merasa website & aplikasi Traveloka lebih nyaman dibanding dengan Tiket.com dengan alasan:
Traveloka app menampilkan review dari pengunjung sebelumnya, yang juga merupakan pengguna TripAdvisor dan Traveloka sendiri. Menurut saya,review ini sangat penting, khususnya bagi kamu yang baru pertama kali menginap di hotel tersebut. Pengunjung sebelumnya biasanya menulis detail bagaimana kondisi kamar tidur, kebersihan kamar mandi, keramahan staff hotel, sampai lokasi hotel jauh atau dekat dengan tempat-tempat strategis.


Thursday, 10 March 2016



Haloo para pembaca setia pratamatech sudah lama nih gk posting2 info2 seputar teknologi. Pada kesempatan ini saya akan memberikan sedikit bacaan tentang apa itu HTML5 yang merupakan penyempurnaan dari versi HTML yang sebelumnya.

Pengertian HTML5

Dari penjelasan yang ada di wikipedia : HTML5 merupakan sebuah bahasa markah untuk menstrukturkan dan menampilkan isi dari World Wide Web, sebuah teknologi inti dari Internet. HTML5 adalah revisi kelima dari HTML dan hingga bulan Juni 2011 masih dalam pengembangan.

Dimana tujuan utama pengembangan HTML5 adalah untuk memperbaiki teknologi HTML agar mendukung teknologi multimedia terbaru, mudah dibaca oleh manusia dan juga mudah dimengerti oleh mesin.

HTML5 merupakan hasil proyek dari W3C (World Wide Web Consortium dan WHATWG ( Web Hypertext Application Technology Working Group ). Dimana WHATWG bekerja dengan bentuk web dan aplikasi dan W3C merupakan pengembang dari XHTML 2.0 pada tahun 2006, kemudian mereka memutuskan untuk bekerja sama dan membentuk versi baru dari HTML.


Berikut tujuan dibuatnya HTML5 :

  • > Fitur baru harus didasarkan pada HTML, CSS, DOM, dan JavaScript
  • > Mengurangi kebutuhan untuk plugin eksternal ( Seperti Flash )
  • > Penanagan kesalahan yang lebih baik
  • > Lebih markup untuk menggantikan scripting
  • > HTML5 merupakan perangkat mandiri
  • > Proses pembangunan dapat terlihat untuk umum

Fitur baru dalam HTML5 :

  • > Unsur kanvas untuk menggambar
  • > Video dan elemen audio untuk media pemutaran
  • > Dukungan yang lebih baik untuk penyimpanan secara offline
  • > Elemen konten yang lebih spesifik, seperti artikel, footer, header, nav, section
  • > Bentuk kontrol form seperti kalender, tanggal, waktu, email, url, search.

Beberapa browser sudah mendukung HTML5 seperti safari, chrome, firefox, dan opera. Kabarnya IE9 ( Internet Explorer ) akan mendukung beberapa fitur dari HTML5.

Pembuatan HTML5 juga di karenakan Standard HTML4 yang dijumpai banyak memiliki kelemahan untuk mendukung aplikasi web yang interaktif. Akibat hal ini banyak orang menambahkan fitur baru baik disisi aplikasi web ataupun disisi browser. Solusi ini dikenal dengan plugin dan salah satunya adalah Flash dan Silverlight.

Semakin menjamurnya plugin didalam aplikasi atau browser membuat aplikasi web ini susah untuk menembus banyak browser. Hal ini dikarenakan setiap plugin mempunyai cara yang berbeda-beda, sebagai contoh kita ingin memasang plugin flash untuk sharing video maka pada halaman web kita harus ditulis sebagai berikut

<object type="application/x-shockwave-flash" width="400" height="220" wmode="transparent" data="flvplayer.swf?file=movies/holiday.flv">
<param name="movie" value="flvplayer.swf?file=movies/holiday.flv" />
<param name="wmode" value="transparent" />
</object>

Contoh diatas menggunakan plugin Flash dari Adobe untuk menjalankan aplikasi web pada browser maka lain caranya bila kita menggunakan Silverlight. Teknologi Silverlight dikembangkan oleh Microsoft. Contoh penggunaan Silverlight pada halaman web dapat dilihat pada HTML dibawah ini

<object width="300" height="300" data="data:application/x-silverlight-2," type="application/x-silverlight-2" >
<param name="source" value="SilverlightApplication1.xap"/>
</object>

HTML5 ini dibuat menyederhanakan kompleksitas penggunaan media video dengan standard baru yaitu penggunaan tag <video>. Dengan fitur baru ini maka kita cukup menulis script untuk menjalankan file video sebagai berikut

<video src=tutorialku.mp4>
</video>

Isu bagaimana menjalankan file video pada aplikasi web merupakan salah satu contoh bagaimana HTML4 tidak dapat mencakup masalah ini dan masih banyak lagi isu pada HTML4. Oleh karena itu, kita sudah saatnya memanfaatkan HTML5 sebagai standard aplikasi web kita.

Apakah Browser Kita Support HTML5?

Bagaimana caranya untuk menguji apakah browser yang anda install itu sudah support HTML5 atau tidak dan seberapa banyak fitur HTML5 yang disupport? Caranya cukup mudah, pertama-tama pastikan komputer anda sudah terhubung dengan internet dan arahkan ke alamat web sebagai berikut:
http://html5test.com

Dari data yang ada pada website itu browser Maxthon 3.4.1 merupakan browser terbaik dalam hal mendukung bahasa HTML5 dengan 422 total skor diikuti kemudian dengan google Chrome 20 dengan 414 total skor kemudian berturut-turut Opera 12.00 dengan 385, Firefox 13 dengan 345, Safari 5.1 dengan 317 dan Internet Explorer 9 dengan 138 point.

Okee singkat saja brads sekian dulu buat postingan kali ini semoga bermanfaat!

Sumber
https://id.wikipedia.org/wiki/HTML5
https://www.facebook.com/HTML5.Community/posts

Apa itu HTML5 dan Kelebihannya?